Blog
October 4, 2024

Dapat Bermanfaat Untuk Prediksi Bencana! Lihat Bagaimana Teknologi GNSS Leica Geosystems Digunakan untuk Observasi Aktivitas Vulkanik di Sakurajima

Leica Geosystems selalu menawarkan sistem GNSS yang ideal dengan spesifikasi terbaik untuk setiap aplikasi GNSS. GNSS Leica selalu memberikan solusi dalam scanning dan pengambilan data sesuai dengan metode yang terbaik. Kali ini, salah satu produk dari Leica Geosystems yaitu Leica GNSS Spider and Leica GMX902 digunakan untuk melakukan observasi aktivitas vulkanik di Sakurajima. Sakurajima merupakan salah satu gunung api yang terletak di Kyushu, Jepang. Gunung api ini terdiri atas tiga puncak yaitu Kitadake (Puncak Utara), Nakadake (Puncak Tengah), dan Minamidake (Puncak Selatan).

Sakurajima pernah meletus pada Oktober tahun 1955 dan terus-menerus aktif secara vulkanis hingga saat ini. Gunung Api Sakurajima sering menyebarkan debu vulkanis dan material-material lainnya dalam skala besar dan berbahaya sehingga dalam jarak 2 kilometer dari kawah Minami-dake menjadi area terlarang dan tidak diizinkan untuk dimasuki. Sakurajima terletak di wilayah yang padat penduduk yang terletak beberapa kilometer dari gunung api ini. Bahaya gunung api sangat mengancam kelangsungan hidup penduduk sehingga kegiatan vulkanis Sakurajima sangat penting untuk dilakukan pemantauan baik aktivitas letusan-letusan kecil hingga letusan dalam skala besar.

Pada bulan Juni 1956, pengamatan aktivitas vulkanik di puncak gunung berada pada tingkat skala penuh dan ditentukan bahwa durasinya bersifat berkelanjutan dalam jangka panjang. Sehingga perlu adanya pertimbangan pembangunan fasilitas observasi secara permanen. Pada Desember 1960, Observatorium Vulkanologi Sakurajima diresmikan dan dibangun sebagai fasilitas tambahan untuk Lembaga Penelitian Pencegahan Bencana. Observasi ini lebih menekankan pada observasi seismik dan deformasi tanah untuk menangkap gambaran dan pengamatan yang beragam secara komprehensif. Selain itu pemantauan pergerakan tanah dengan akurasi tinggi sangat penting agar dapat mendeteksi perubahan kecil dalam posisi saat terjadi aktivitas vulkanik.

Instalasi 18 receiver GPS Leica SR299E dengan frekuensi ganda dilakukan pada tahun 1994 dimana 9 receiver berada di Stasiun Gunung Api Kirishima dan 9 receiver lainnya berada di Stasiun Gunung Api Sakurajima. Pemantauan jaringan GPS ini dimulai dengan cakupan sistem jaringan adalah 70 kilometer x 300 kilometer. Hingga pada tahun 2005 dilakukan pembaruan pada Konfigurasi Sistem Jaringan GPS yang terdiri dari receiver dan analysis software. Pembaruan ini menghasilkan perbaikan pada efisiensi dan efektivitas sistem seperti pada implementasi sistem jaringan GNSS yang memungkinkan untuk menerima GPS dan GLONASS, versi terbaru dari Leica GNSS Spider berhasil diinstal pada analysis software, pengaktifan operasi receiver GNSS Spider dari jarak jauh dan lainnya.  

Stasiun observasi masih terus dikembangkan dengan salah satunya adalah implementasi dan pemasangan GNSS Leica GMX902GG di dua stasiun observasi baru. GNSS Leica GMX902GG memiliki desain yang solid dan merupakan penerima GNSS yang dikembangkan secara eksklusif. Perbaikan ini dilakukan dalam jangka panjang dengan pengamatan statis. Salah satunya adalah dengan menerapkan “SmartTrack” Leica Geosystems yang memungkinkan untuk mengontrol beberapa receiver dari jarak jauh menggunakan satu terminal komputer sehingga tidak perlu pergi langsung ke stasiun observasi untuk mengubah konfigurasi receiver. Selain “SmartTrack”, terdapat fitur “CompactFlash” yang digunakan sebagai cadangan data pengamatan dimana saat keadaan tidak menjamin stabilitas transmisi data, maka “CompactFlash” dapat menyimpan data hingga 7 minggu.

Leica GNSS Spider berfungsi untuk melakukan analisis posisi sedangkan GEOSURF RIP merupakan sistem yang dilengkapi dengan fungsi transformasi koordinat serta mengubah pengukuran yang dilakukan oleh Leica GNSS Spider menggunakan WGS84/ITRF ke dalam kerangka acuan lokal dan secara bersamaan melakukan penghilangan noise. Data pengamatan oleh Leica GNSS Spider dan GEOSURF RIP ini nantinya akan dipasang pada terminal komputer yang sama untuk didapatkan hasil analisis berupa tampilan gambar dan grafis dari posisi horizontal, vertikal dan posisi arah pada layar monitor. Pergerakan arah dari masing-masing stasiun ini akan ditampilkan untuk dilakukan pengamatan sehingga diperoleh perkiraan posisi sumber tekanan dan volume keluaran magma dari data tersebut.

Source : www.leica-geosystems.com

Continue reading

Pemasaran Sonar
Sonar Nusantara Indonesia
Sonar Nusantara Indonesia
Halo
Apa yang bisa kami bantu?
Mulai Obrolan Whatsapp